j-rice- Agrobis di Indonesia terus berkembang, penelitian terhadap kemajuan pertanian selalu di upayakan, salah satunya adalah bibit padi, ada varietas bibit unggul yakni IPB-3S. Nama varietas baru itu hasil pemuliaan Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, M.Sc, periset di Institut Pertanian Bogor. Menurut Hajrial IPB-3S hasil persilangan jenis fatmawati sebagai induk jantan dan galur unggul IPB6-d-10s-1-1-1 sebagai induk betina. Kami jual Bibit Padi IPB 3S klik disini
Fatmawati adalah padi yang baru dirilis Kementerian Pertanian pada 2003. Varietas itu menurunkan sifat malai lebat dan panjang. Namun, fatmawati memiliki beberapa jadi kelemahan, antara lain sulit dirontokkan oleh mesin, memiliki persentase hampa yang terbilang tinggi-mencapai 26% dan cenderung menghasilkan beras yang buram kecokelatan. Sementara IPB-6 menurunkan sifat malai panjang dan berasnya lebih bersih.
Anakan produktif IPB-3S terbilang sedikit, hanya 7-12 batang. Bandingkan dengan ciherang mampu mengeluarkan 20 anakan. Meskipun demikian, semua anakan produktif menghasilkan bulir padi sehingga produktivitas per satuan lahan lebih tinggi. Sudah begitu, IPB-3S memiliki malai panjang yang dapat menghasilkan 300-350 bulir gabah per malai. Ukuran bulir lebih besar sehingga bobot per 1.000 bulir mencapai 28 gram.
Menurut Hajrial varietas yang dilepas pada Maret 2012 itu memang dirancang mempunyai malai panjang dan produktif. Andang menyatakan produksi gabah IPB-3S 1-2 ton per ha lebih tinggi daripada jenis lain. Produksi gabah kering panen IPB-3S mencapai 10-12,6 ton per ha. Selain IPB-3S, persilangan yang dilakukan Hajrial pada 2004 itu juga menghasilkan padi IPB-4S. produktivitas IPB-4S lebih rendah, hanya 9,6-10,9 ton per ha.
Irit Pupuk
Meskipun demikian, rendemen sosohnya mencapai 65%. Itu 2-3% lebih tinggi daripada IPB-3S. Andang menuturkan, itu karena sekam IPB-3S lebih tebal. Menurut Hajrial, tebalnya sekam itu membuat ukuran bulir gabah IPB-3S sedikit lebih besar daripada IPB-4S. IPB-3S dan IPB-4S terbilang padi yang tidak rewel. Menurut Andang, keduanya tergolong padi yang irit air.
Bahkan produktivitasnya meningkat di lahan gogo rancah. Pada masa vegetatif padi hanya memerlukan tanah yang macak-macak. Dalam tahap pengisian bulir, lahan cukup dialiri air sampai basah tanpa tergenang. Tidak hanya itu, Hajrial juga menyatakan bahwa kedua varietas itu hemat pupuk. Dari pengalaman petani bimbingan Andang, keperluan Urea hanya 50%. “Kelebihan asupan unsur N menyebabkan tanaman rebah,” kata Hajrial.
Namun Andang mengingatkan saat pengisian bulir, ketika tanaman berumur 45 hari setelah tanam, petani menambahkan pupuk dengan kandungan unsur sulfur dan kalium dan diberikan pupuk hayati pada umur 50 hari, 65 hari, dan 80 hari setelah tanam. Tujuannya agar bulir terisi sempurna dan batang padi juga tidak rebah. “Kekurangan unsur kalium dapat menyebabkan gabah hampa hingga 20%,” kata Andang.
Lantaran hanya menghasilan sedikit anakan, jarak tanam kedua padi asal Bogor itu bisa lebih rapat. Menurut Dr. Ir. Sugiyanta, M.Si, ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, anjuran jarak tanam IPB-3S adalah 20 cm x 20 cm dengan jarak tanam legowo 20 cm x 40 cm x 15 cm untuk 2-3 bibit per lubang tanam atau 15 cm x 30 cm untuk 3-4 bibit per lubang.
Cara lain untuk mengatasi minimnya anakan adalah dengan menanam lebih banyak benih dalam lubang tanam. Hajrial menyarankan menanam 5 bibit per lubang tanam agar hasil yang didapat per satuan luas setara bahkan dapat mengungguli padi lain.
Menurut Andang petani sebaiknya mewaspadai cendawan, embun upas, dan wereng dari lahan yang berdekatan. Saat kemarau sundep dan beluk atau penggerek batang akan menjadi hama yang umum bagi padi. Untuk mengatasinya, Andang menyarankan penyemprotan pestisida kontak ketika olah tanah untuk mematikan penggerek batang dan hama lain di tanah.
Sebelum tanam, Sugiyanta menyarankan untuk mencelupkan akar padi ke dalam larutan probiotik. “Lakukan pengairan irigasi berselang, caranya alirkan air ke sawah hingga tergenang setinggi 5 cm lalu biarkan habis meresap lalu masukkan air kembali,” kata Sugiyanta. Keringkan sawah ketika memupuk dan 10 hari menjelang panen. Masa panen keduanya hampir sama, 114-118 hari setelah tanam.
“Rasa nasi IPB-4S lebih enak, pasalnya IPB-3S mengandung amilosa yang lebih sedikit dari IPB-4S,” kata Andang. Menurut Hajrial, kedua padi itu cocok ditanam di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Keterangan Produk
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Bibit Padi Unggul IPB 3S